Bagi anda pemantau politik ataupun pebisnis, mungkin anda mengenal sosok yang satu ini, Bapak Ir. Sukur Nababan. Anggota DPRI-RI periode 2009-2014 yang merupakan motivator, dan Top Leader Nasional bisnis Melia Nature Indonesia.
Nama
Ir. Sukur Nababan tiba-tiba mencuat dalam kehidupan politik Kota Bekasi
pascapilkada. Namun, sangat sedikit orang yang tahu siapa Sukur Nababan
sebenarnya. Ia hanya dikenal sebagai Manajer Persipasi Kota Bekasi.
Padahal, dialah salah seorang tokoh kunci di balik kemenangan Mochtar
Mohamad-Rahmat Efendi. Sukur Nababan adalah konseptor Konser Tapal Batas
yang sempat menghebohkan kota gabus itu.
Sukur
Nababan adalah profil yang rendah hati, selalu merunduk, dan tidak mau
membuka diri kepada publik. Setiap kali ditanya apa
“Pekerjaan
saya adalah memberi semangat untuk sukses kepada orang lain,” kata
Sukur sambil tersenyum. Sukses, sebuah kata sederhana, namun didambakan
semua orang agar terwujud dalam kehidupan nyata. Banyak orang bersyukur
bila berhadapan dengan Sukur. Ia adalah motivator ulung, tak pernah
mematahkan harapan orang lain.
“Setiap
orang dilahirkan untuk sukses, masalahnya adalah seberapa siap Anda
untuk menjadi orang sukses,” katanya. Ia selalu mengatakan itu dengan
dengan intonasi tepat, tatapan tajam, dan gerak tubuh yang ekspresif.
Kalimat dan ekpresinya seolah menjadi mantra mujarab untuk membangkitkan
semangat lawan bicaranya. Ribuan hati orang telah tergerak untuk
mengubah nasib setelah mendengarkan Sukur bicara.
Dia
menjelaskan, ada 3 parameter kesuksesan, yaitu kemandirian ekonomi,
kesehatan, dan dicintai oleh orang lain. Orang sukses, menurut Sukur,
selalu menggunakan akalnya untuk mencari solusi atas beragam
permasalahan dan kemudian mengerjakannya. Sementara orang gagal, selalu
menjadikan masalah sebagai alasan untuk lari terbirit-birit.
“Tapi
yang terpenting adalah seberapa berarti hidup Anda bagi orang-orang
yang Anda cintai,” kata pria kelahiran 14 Oktober 1968 ini.
Kunci
untuk menjadi orang yang dicintai adalah pengabdian yang tulus. Sukur
berkisah, semangat pengabdian yang ia miliki tidak lepas dari pengaruh
keluarganya. Orang tuanya yang berasal dari Sumatra Utara adalah seorang
guru yang sempat mengenyam pendidikan di Sumatera Barat, tempat Sukur
dilahirkan. Masa kecilnya dihabiskan berpindah-pindah, mengikuti sang
ayah yang keluar-masuk hutan di pedalaman Tapanuli untuk mendirikan
sekolah. Sukur sendiri mengaku tidak ingat berapa banyak sekolah yang
telah didirikan oleh ayahnya, namun yang pasti bekas murid sang ayah
kini banyak yang menjadi orang.
Beres
kuliah di Jurusan Teknik Mesin Universitas Sumatra Utara (USU), Sukur
bekerja berpindah-pindah. Ini adalah bagian dari strategi untuk menambah
pengetahuan dan memperluas jaringan kerjanya. Namun setelah bekerja
menjadi “orang gajian” selama 13 tahun, ia merasa tidak dapat berkembang
secara maksimal. Akhirnya, Sukur memutuskan untuk berwirausaha meskipun
sempat terseok-seok pada permulaannya. Pilihannya tepat, dalam kurun
lima tahun ia menjadi pengusaha sukses sekaligus motivator yang kerap
diundang ke berbagai daerah untuk menyebarkan semangat.
Sumber: Harian Pikiran Rakyat