.

. zoel fahmy blog's| SMK DARUNNAJAH 2

  • RSS
  • SMK Darunnajah

Fhoto pilihan

AVRIL
SMK JUARA
MY SISTER

Info Pesantren Modern

Pengikut

My Aquarium

My Aquarium

Thumbnail Recent Post

Clock Blue

Blog Archive

seragam putri darunnajah cipining

inilah muslim

Pembekalan Para Laki-laki SMKDA

Pada waktu itu anak smkda di beri pembekalan untuk berpraktek di dunia kerja

Perpustakaan Menarik, Minat Baca Santri Naik.

“Maju, maju, maju! Ya, awas hati-hati! Okeh…” terdengar suara seperti tukang parkir. Sebenabrnya, yang terjadi bukanlah itu, namun itulah suara komando dari seorang pengurus OSDC (Organisasi Santri Darunnajah Cipining) yang tengah mengomando teman-temannya sesama pengurus dalam mengangkat almari dan beberapa peralatan lain milik bagian perpustakaan

seragam putra santri darunnajah cipining

Muslim Sejati

Air Terjun

Kenangan Bersama si dia


Bathoshai awalnya adalah sekumpulan mahasiswa Polnes (Politeknik Negeri Samarinda) yang terdiri dari berbagai jurusan, berbagai macam latar belakang hidup, suku, agama, dan ras. Lebih banyak dari mereka adalah para pengurus HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan). Saat itu (tahun 1997) aku baru saja terdaftar di Polnes sebagai staf pengajar baru dan langsung dipercaya sebagai pembina mahasiswa. Entah karena latar belakang kebiasaanku di masa kuliah yang selalu menikmati suasana kehidupan kampus selama 24 jam, ataukah faktor lain, yang jelas antara aku dan mereka lambat laun terjalin hubungan yang erat oleh karena frekuensi bertemu yang cukup tinggi dalam segala keadaan dan suasana di saat itu.


Awalnya, kumpulan ini lebih banyak membahas strategi-strategi ke depan tentang kehidupan dan aktivitas kemahasiswaan di Polnes. Lambat laun isi obrolan berkembang ke hal-hal yang lebih luas dan hampir-hampir tidak berbatas. Wajar mungkin, karena faktor waktu luang yang tersedia di malam hari sangat mendukung terjadinya kondisi seperti ini.

Tepat sekitar tahun 1999 mereka bersepakat untuk berkomitmen di dalam suatu komunitas yang terkonsentrasi untuk membicarakan masalah hati yang saat itu dinamai "Majelis Pengkajian Hati". Dan mereka memintaku sebagai nara sumber di setiap pertemuan yang tidak terjadwal. Nama ini dipilih oleh karena kemajemukan keyakinan dari semua anggota yang ada, Islam, Kristen Protestan, Budha, Katholik, Aliran Kepercayaan, dan bahkan kulihat ada juga yang atheis walau tidak terlihat secara nyata.

Sedikit aneh memang, apapun pendapat tentang mereka, khususnya semua orang di sekitar, pada kenyataannya Polnes secara tidak langsung sangat bergantung dengan mereka, terutama dalam menghadapi event-event penting, baik mereka terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Dan bahkan terkadang hal-hal seputar kehidupan sehari-hari yang seharusnya bukan takaran usia mereka, banyak orang lebih bergantung pada mereka, tidak terkecuali masyarakat sekitar Polnes.

Di tahun 2002, Polnes mempercayakan kepada mereka untuk mengikuti Indonesian Robot Contest (IRC) di Surabaya, yang mau tidak mau menjadi tantangan besar bagi mereka untuk dapat mengenalkan Polnes ke dunia luar. Harus diakui saat itu Polnes hanya tercatat sebagai salah satu Politeknik di Indonesia tanpa banyak orang mengenalnya.
Usaha mereka saat itu tidak begitu mendapatkan dukungan yang cukup, walau Polnes sangat membanggakannya, terbukti dengan hadirnya Bapak Gubernur (saat itu adalah H. Suwarna, A.F) di dalam acara Ekspedisi road to IRC 2002 yang diadakan Polnes, biasa .... gaya retorika para birokrat untuk mengenalkan jualan mereka yang sudah barang tentu masih patut diajukan pertanyaan sebanyak mungkin apa tujuannya, bagaimana mencapainya, adakah proses evaluasinya, dan apa tindaklanjut dari evaluasi yang telah dilakukan.

Atas rembukan di antara mereka, akhirnya robot buatan mereka dinamai "Bathoshai", yang diambil dari salah satu kartun TV saat itu yang mencerminkan seorang pendekar samurai dengan karakter yang unik : tak banyak bicara, tak pernah melawan yang bukan tandingan, tak suka menunjukkan diri, selalu lemah lembut walau akan lebih kasar bila ada yang memaksa, selalu menunduk bila berjalan, membunuh tanpa ekspresi .........

Akhirnya mereka kalah di IRC 2002 Surabaya, maklum anak desa pergi ke kota dengan hanya berbekal semangat dan sedikit makanan dan minuman, tanpa sepeser rupiah dan alamat yang jelas. Pada akhirnya nama "bathoshai" diabadikan sebagai nama majelis/komunitas mereka, dan hampir semua orang mengenalnya.

Atas permintaan mereka, kucoba untuk membuat makna/arti kata "bathoshai". Akhirnya, setelah kucoba memohon petunjuk Allah kudapatkan maknanya dalam bentuk huruf-huruf arab, yaitu "ba", "tho", sha", "alif" yang jika dipadankan menjadi "bi barokallahi wa tho'ati wa shabri minal ikhlas" yang artinya "Dengan berharap berkah Allah dengan menjalankan keta'atan penuh kesabaran dari perilaku yang ikhlas".

Seperti layaknya komunitas-komunitas lain, "bathoshai" juga mengalami regenerasi .....

Leave a Reply

Flag Counter

free counters

Tukeran Link Otomatis

Label Tag Cloud


Widget by.Zoel Fahmy